

Pada dasarnya dunia film tidak hanya mediasi kita untuk mencari hiburan semata, melainkan dari sebuah media berbentuk film ini kita bisa menyuarakan aspirasi atau pendapat-pendapat kita apa lagi bagi kalangan akademisi. Pada akhir-akhir ini film-film yang berisikan tentang isu-isu terkini atau yang biasa kita sebut dengan film dokumter kini sudah hampir punah dengan munculnya film-film percintaan zaman sekarang. sehingga dalam hal ini, Ukm lintang giri dan komunitas rabu menonton bojonegoro berkolaborasi dalam pembuatan film pendek berjudul flight yang di sutradarai oleh ibu Indah Lidtyorini, M.H.I.
Perlu kita ketahui bahwasannya UKM Lintang Giri merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan di universitas nahdlatul ulama’ sunan giri bojonegoro yang berfokus pada pengembangan minat bakat mahasiswa di bidang bidang teater. Komunitas rabu menonton merupakan sebuah inisiatif yang didirikan oleh pemuda bojonegoro untuk menghidupkan kembali gairah perfilman didaerah tersebut. Yang mana komunitas ini didirikan oleh tedjo, komunitas ini bertujuan untuk menyediakan wadah bagi para pecinta film pendek dan alternatif. Kegiatan rutin mereka meliputi pemutaran film dan diskusi yang diadakan setiap 2 minggu sekali di berbagai lokasi.
Pada tanggal (15/02/2025) setelah rilisnya film dokumenter berjudul flght tersebut dilakukanlah bedah film dan juga diskusi terkait film tersebut. pemutaran filmnya tidak hanya film yang di buat kolaborasi saja melainkan karya-karya film yang telah dibuat oleh komunitas rabu menonton juga diputar pada saat itu. Tentunya dengan tujuan untuk membangkitkan gairah mahasiswa dalam dunia perfilman dokumnter yang tentunya juga membawa isu-isu dari daerah setempat. Konsep acara bedah film ini dimulai dengan penampilan teater dari UKM Lintang giri, kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film yang pertama yang berjudul Flight, yang berjudul flight ini mengisahkan terkait keperempuanan dan kesetaraan gender. Dalam penyampaiannya ibu indah selaku sutradara dalam film ini beliau menyampaikan “ hal yang menjadi latar belakang film ini adalah tak lain tak bukan untuk edukasi para mahasiswa terkait peran gender dan keperempuanan. kemudian dilanjut pemutaran film kedua yang berjudul Bunyi Tak Memahami. Film ini mengisahkan tentang seorang anak yang merasakan temannya seperti saudaranya sendiri sedangkan saudaranya tidak berasa keluarganya. Hal yang melatarbelakangi film ini adalah menggambarkan keadaan yang dirasakan oleh sutradara sendiri. dan yang terakhir adalah pemutaran film yang berjudul kanvas tembok. Film ini mengisahkan terkait kesenangan sekelompok pemuda bojonegoro dalam seni gravity. Dalam penjelasan Mas Tedjo selaku sutradara film ini beliau menyampaiankan bahwasannya pembuatan film ini memang saya ambil dari keadaan yang ada di sekitar saya, dan dalam sekelompok orang yang suka dengan seni gravity itu adalah teman saya dan saya jadikan sebagai bahan pembuatan fillm. Kemudian setelah dilaksanakannya pemutaran film dilanjutkan dengan sesi diskusi dan penyampaian pesan kesan dari para penonton terkait film yang telah di putar.
Penulis : Siti Halimatus Sakdiyah
Editor : Ulil Himam